Ringkasan Dr Jan Hoesada
William R.Scott (2015) menengarai berbagai puncak teori akuntansi [1] sebagai berikut. Sebelum tahun 1494, administrasi keuangan dan pembukuan berkembang secara parsial dalam praktik manajemen dengan kesadaran piutang yang ber eksistensi hukum (berhak tagih), eksistensi harta fisik terutama aset tetap, pelepasan penjualan, kesadaran biaya dan beban, kesadaran perbedaan harga jual vs harga beli dan laba-bruto perdagangan, dan munculnya konsep (abstraksi) ekuitas dan akumulasi laba. Pada tahun 1494 Luca Pacioli menjelaskan secara lengkap sistem jurnal ganda (double entry) atau tata buku berpasangan, dikenal sebagai Metode Venesia pada kalangan pakar matematika.
Pada tahun 1602, The Dutch East India Company memperkenalkan tanggungjawab terbatas dalam bentuk saham, sehingga saham korporasi mulai diperjual belikan di Amsterdam Stock Exchange pada tahun ttersebut. Dapatlah dikatakan bahwa tahun 1602 adalah tahun kelahiran pasar modal, yang kemudian melahirkan joint stock company pada wacana perdagangan saham.
Tertengarai munculnya kebutuhan para pedagang akan informasi keuangan tertentu, muncul kebutuhan para pelaksana korporasi untuk melaporkan informasi keuangan tertentu kepada pemilik korporasi yang tidak ikut serta dalam kegiatan sehari hari korporasi sebagai akar teori keagenan dan profesi audit LK, ditutup dengan munculnya peraturan pemerintahan untuk menertibkan berbagai kegiatan ekonomi tersebut di atas.
Tertengarai bahwa UU Korporasi 1844 Inggris mewajibkan laporan neraca auditan bagi pemegang saham. UU tersebut dibatalkan 1845, dan muncul kembali pada tahun 1900. Sepanjang 1844 sampai 1900, terjadi perkembangan prinsip akuntansi, misalnya apakah laba untuk berbagi dividen harus dikurangi dahulu dengan amortisasi capital assets cq beban penyusutan AT dan amortisasi ATB.
Pada abad 20, perkembangan akuntansi terjadi di AS dengan munculnya pajak penghasilan korporasi 1909, menjadi cikal bakal teori pengukuran laba, kewajiban akuntansi amortisasi sebagai pengurang laba. Terjadi berbagai manipulasi LK menyebabkan kehancuran Pasar Modal AS 1929, Depresi Akbar, munculnya UU Sekuritas 1934 terbitan Otoritas Pasar Modal cq SEC AS, untuk menjamin ketersediaan informasi terpercaya bagi investor di PM. SEC percaya “well working capital markets” dicapai dengan nilai pasar aset/liabilitas mendekati “real underlying fundamental values”. Sejarah mencatat bahwa manipulasi LK berbentuk kenaikan nilai aset yang menyebabkan kehancuran PM AS dan depresi akbar AS tahun 1929, mendorong penguatan posisi akuntansi berbasis biaya historis (accounting that based on historical cost) yang menjadi salah satu pilar teori akuntansi pertanggungjawaban. Pada tahun 1920, beberapa akuntan berpendapat nilai sekarang aset/liabilititas harus diakui, dan Laporan LR harus melaporkan untung/rugi belum terealisasi sebagai embrio gagasan OCI. Pada tahun 1960, muncul pertanyaan apakah apakah LK harus melaporkan perubahan harga dan inflasi. Muncul pendapat terkait depresi akbar AS, inflasi menyebabkan penurunan daya beli aset kas & piutang dibanding saat perolehan kas/piutang tersebut. Sebaliknya meningkatnya daya beli aset kas/piutang menggambarkan kinerja nyata entitas, sehingga harus diperhitungkan oleh akuntansi dan LK.
Paton & Littleton, 1940 membuat monograf bersejarah berjudul An Introduction to Corporate Accounting Standards yang memantapkan kedudukan Teori kesinambungan usaha berbasis biaya historis, Teori bukti realisasi pendapatan sebagai basis pengakuan pendapatan, Teori layak temu pendapatan dan beban penyebab pendapatan itu, Teori keuntungan/kerugian (gain/loss) belum terealisasi, dan pelaporannya pada neraca, Teori laporan laba (income statement) sebagai angsuran tahunan daya-laba (installment of the firm earning power) dan Laporan laba rugi menggantikan kedudukan neraca sebagai primadona atau laporan utama. Scoot menengarai munculnya aliran pengukuran campuran (mixed measurement system) dengan ; Akuntansi biaya historis tetap sebagai arus utama, terutama aset tetap, ATB, persediaan dan hutang jangka panjang, ditambah dengan Akuntansi penurunan nilai, munculnya aturan lower-of-cost-or-market untuk akuntansi persediaan dan Akuntansi eskalasi/penaikan nilai IASB, yang merupakan cikal bakal current value accounting. Dua teori utama bagi akuntansi aset dan liabilitas naik daun, yaitu Teori value-in-use bermakna discounted future cash flow dan Teori fair value, atau exit price atau opportunity cost sebagai jumlah diterima/dibayar pada waktu perusahaan melepas aset/liabilitas. SEC AS menggunakan kekuasaan dan pengaruhnya untuk pembuatan Standar Akuntansi sedemikian rupa agar aset dan liabilitas menyajikan real underlying fundamental values.