Penjelasan Dr Jan Hoesada, Komite Kerja KSAP
PENDAHULUAN
Istilah “berulang” lebur lenyap dalam tatanan sebuah kalimat berita biasa, lantaran istilah “berulang” adalah istilah sehari hari yang sering digunakan masyarakat nir-pengetahuan-akuntansi. Judul terpaksa menampilkan istilah recurring, sebuah istilah bahasa asing. Istilah recurring digunakan berbagai bidang kehidupan manusia. Dalam ilmu akuntansi, apabila diganti atau di alih-bahasa menjadi istilah “berulang”, sebaiknya kosa-kata recurring ditempatkan dalam kurung [1] setelah kosa kata “berulang” tersebut, karena istilah recurring adalah sebuah konsep.
Istilah “teori” pada judul di atas mengukuhkan aspek hipotetikal istilah recurring kedalam peringkat, tataran atau khasanah konseptual nan akbar ilmu-akuntansi. Istilah recurring adalah sebuah istilah yang berada pada tataran atau rumpun atau kumpulan berbagai prinsip fragmatis pembentuk kerangka berfikir pada benak pakar ilmu akuntansi. Istilah recurring itu sendiri adalah sebuah rumpun-pemahaman nan-khas, yang memandu para penyusun standar akuntansi dalam menggunakan secara amat hati-hati istilah tersebut di antara kalimat biasa.
Indra Wijaya Wakil Direktur PT Agung Podomoro Land, Tbk (APLN) Menjelaskan tentang recurring income sebagai strategi real estate yang baru. Karena Land Bank tidak banyak dan proyek terus habis, penjualan habis, maka investor hengkang APLN 5 tahun kedepan menargetkan pendapatan utama dari recurring income, antara lain pengelolaan pusat perbelanjaan, hotel, dan penyewaan properti.[2][3]
PT Pakuwon Jati, Tbk mencapai recurring revenue melalui sistem penyewaan sebesar 43% pendapatan tahunan[4] pada tahun 2020 recurring income ditargetkan mencapai 50% dari jumlah pendapatan tahunan.
Pada wilayah kedokteran dan penyakit terdapat istilah rekurensi (kekambuhan)[5]
ASPEK KEBAHASAAN RECURRING
KBBI daring membedakan istilah berulang (terjadi lagi) dan istilah berulang-ulang (terjadi kembali terus menerus), membedakan istilah mengulang dan istilah mengulangi (selalu mengulang, beberapa kali mengulang) kata dasar berulang adalah ulang, berulang adalah kata kerja yang menyatakan suatu tindakan, eksistensi atau keberadaan, pengalaman atau pengertian dinamis lain
Kamus bahasa Inggris Indonesia memadankan istilah recurring (bahasa inggris) dengan istilah terulang (bahasa Indonesia)[6] recurring bermakna coming back, mirip dengan istilah continual, occurring without interruption; chiefly restricted to what recurs regularly or frequently in a prolonged and closely spaced series (adj.all). Sinonim kosakata recurring adalah revenant yang bermakna datang kembali (coming back). Sumber yang sama menyatakan istilah recurrent bermakna returning from time to time; recurring; as, recurrent paints dan recurring again and again, dalam sebuah wilayah tumpang tindih makna dengan berbagai istilah lain seperti reccurence, return, recur, repeat, dan istilah continual.
TEORI DAN PRAKTIK AKUNTANSI
Pada beberapa rapat KSAP bulan September dan Oktober 2018 istilah recurring atau berulang dalam teks akuntansi (sebagai alih-bahasa dan sebuah pilihan kosa-kata NKRI versi KSAP) dibahas ulang oleh Komite Kerja KSAP dengan bantuan Kelompok Kerja, karena istilah ini merupakan sebuah konsep akuntansi akbar dalam tatanan teori akuntansi klasik.
Dibawah ini adalah penjelasan mengenai teori akuntansi tentang recurring.
Pertama, tentang istilah recurring
Komite Kerja KSAP sengaja tidak memilih padanan recurring (bahasa Inggris) menjadi istilah terulang (bahasa Indonesia) karena istilah ter berkonotasi terjadi pengulangan tanpa sengaja dan berkonotasi masa lalu (yang bermakna telah), sengaja memilih kosa kata berulang yang bermakna (1) segala sesuatu yang muncul berulang (coming back), (2) segala sesuatu diulangi dengan atau tanpa sengaja, (3) pada serial-waktu periode waktu masa lalu dan/atau periode masa depan.
Kedua, tentang penyebab kegiatan recurring
Sebuah entitas korporasi atau sebuah entitas kepemerintahan didirikan dengan tujuan utama atau tujuan strategis tertentu. Tujuan utama tersebut diturunkan menjadi misi, tugas pokok dan fungsi utama yang harus dilakukan secara berulang-ulang untuk mencapai tujuan utama tersebut. Karena itulah istilah recurring bersifat amat strategis dan sistemik.
Sekelompok kegiatan utama sebagai maksud-tujuan pendirian sebuah entitas, dipastikan berulang (recurring) di masa lalu dan di masa depan, dinyatakan sebagai kegiatan sehari-hari sebagai utama atau operasi-utama, yang bertujuan untuk mencapai sasaran entitas.
Sasaran entitas pemerintah antara lain target pembangunan dan tingkat perekonomian, sasaran korporasi antara lain adalah target pasar, penjualan dan laba. Disamping meng-akuntansikan hasil utama atau pendapatan utama yang berulang, tugas akuntansi juga mencatat beban berulang (recurring) untuk melaksanakan operasi utama dan untuk mencapai tujuan utama (pemerintah) atau korporasi, misalnya pendapatan utama dan target laba korporasi. Karena itu istilah recurring berkedudukan strategis dalam ilmu akuntansi.
Dalam tataran hukum positif NKRI, konsep recurring muncul sejak formulasi UUD, antara lain dalam pengaturan tentang kepala negara, pemilu dan pungutan (pajak dan pungutan lain). Konsep recurring digunakan dalam ber APBN/D pemerintahan, baik pada sisi penerimaan maupun belanja. Pada sisi penerimaan, pendapatan perpajakan, PNBP dan Migas merupakan penghasilan negara nan-berulang, sementara itu berbagai jenis belanja barang dan pegawai seringkali disebut belanja rutin. Istilah rutin adalah identik dengan recurring.
Ketiga, tentang kebutuhan informasi recurring bagi investor PM
Sifat recurring antara lain adalah strategis, sistemik dan masif. Dapat terjadi pada suatu tahun akuntansi, pendapatan utama mengecil, sebaliknya pendapatan lain-lain berulang maupun tidak berulang yang bukan pendapatan utama membesar, telah di bahas pada pendahuluan makalah ini. Pada tahun buku tertentu misalnya, pendapatan utama semula 80% seluruh pendapatan turun menjadi 40% dari seluruh jumlah pendapatan, sementara pendapatan tidak utama dan tidak berulang menjadi 60% dari jumlah pendapatan keseluruhan, menunjukan risiko kesinambungan misi-utama atau usaha-utama korporasi tersebut, walau laba neto setelah pajak tidak kalah dengan tahun-tahun yang lalu. Inilah sebabnya informasi recurring dan non recurring amat penting dalam ilmu akuntansi, menjadi sebuah konsep atau teori akuntansi yang amat penting bagi investor pasar modal. Penurunan recurring revenue dan recurring main-income dalam LK, walau laba neto setelah pajak dan pulangan saham sama besar dengan tahun lalu, menyebabkan sentimen pasar negatif dan harga saham jatuh. Sebagai misal, skenario APBN tanpa pendapatan migas sudah mulai di ramalkan akan terjadi pada tahun APBN yang mana, bagaimana bentuk APBN tanpa pendapatan migas, bagaimana strategi belanja negara bila NKRI telah kehabisan migas, apa saja persiapan yang dilakukan beberapa kabinet kedepan untuk era baru NKRI tanpa Migas tersebut, merupakan contoh betapa penting konsep recurring tersebut.
Keempat, tentang sistem keuangan atau perbendaharaan
Sistem keuangan cq perbendaharaan adalah dasar sebuah sistem akuntansi. Transaksi keuangan berulang (recurring) menyebabkan jurnal akuntansi berulang (recurring) membutuhkan dokumen berulang recurring documents, sehingga entitas pemerintahan atau korporasi wajib mencipta cq mencetak dokumen utama berulang untuk keperluan operasi-kegiatan utama, misalnya setahun kedepan, dengan nomor urut dan berbagai tanda-tanda khusus. Identifikasi dokumen berulang merupakan konsep dasar dalam teori sistem akuntansi dan pengendalian internal (internal control).
Sebaliknya, tidak perlu ada pencetakan atau penyediaan formulir dokumen yang tidak berulang (non-recurring document). Sepenting dokumen berulang, berbagai jenis dokumen tidak berulang dan/atau tidak baku tersebut wajib didaftar secara khusus dalam sebuah sistem akuntansi nan-sehat.
Marilah kita simpulkan dokumen berulang dan dokumen tidak berulang merupakan logika dasar dalam pembangunan sistem akuntansi, sehingga bentuk baku dokumen berulang di Sistem Perbendaharaan Negara ditentukan melalui undang-undang.
Dokumen berulang digunakan untuk transaksi perbendaharaan yang berulang (recurring transactions) kemudian dicatat dengan jurnal berulang (recurring journal entries) sehingga wajib memenuhi segala persyaratan kendali internal nan ideal. Kendali internal tersebut tertuang sebagai peraturan khusus untuk perlakuan akuntansi dokumen berulang misalnya sistem nomor, sistem arsip, tata cara pembatalan penggunaan dokumen berulang yang salah ketik, dan sistem pemusnahan dokumen akuntansi. Terdapat pengendalian internal amat ketat untuk menghapus (delete) jurnal akuntansi berulang dan pemusnahan dokumen[7].
Kelima, tentang sistem akuntansi
Sistem akuntansi diturunkan dari sistem keuangan atau perbendaharaan. Misi, tujuan pendirian entitas dan tupoksi utama entitas LK membentuk rancang-bangun (desain) transaksi keuangan berulang (recurring) dan rancang-bangun (desain) jurnal akuntansi berulang (recurring), membutuhkan dokumen berulang (recurring documents), sehingga entitas pemerintahan atau korporasi wajib membuat sistem keuangan, sistem akuntansi dan pedoman-tata-cara-kerja-baku (baku berarti berulang, sama, ter-standar-disasi), mencetak dokumen berulang tersebut untuk keperluan operasi-kegiatan utama masa depan, misalnya setahun kedepan, dengan nomor urut dan berbagai tanda-tanda khusus.
Identifikasi dokumen berulang merupakan konsep besar dalam tataran teori sistem akuntansi dan sistem pengendalian internal (internal control system). Tidak ada percetakan atau penyediaan formulir dokumen untuk transaksi yang tidak berulang, didaftar secara khusus dalam sistem akuntansi. Marilah kita simpulkan dokumen berulang dan dokumen tidak berulang merupakan logika sistem akuntansi utama, menunjukkan begitu penting peranan dokumen seragam & berulang dalam sebuah sistem administrasi keuangan Negara, sehingga para akuntan sejati tidak heran, apabila menemukan nomenklatur & bentuk dokumen baku-berulang pada sistem Perbendaharaan Negara ditentukan melalui Undang-Undang. Dokumen berulang digunakan untuk transaksi perbendaharaan yang berulang, yang dicatat dengan jurnal berulang (jurnal berulang disebut special journal entiries, karena dirancang khusus untuk penyeragaman jurnal) sehingga memenuhi segala persyaratan kendali-internal nan ideal. Terdapat peraturan khusus untuk perlakuan akuntansi untuk dokumen berulang misalnya pengaturan sistem nomor, pengaturan sistem arsip, pengaturan tata cara pembatalan penggunaan dokumen berulang yang salah ketik (void)[8] dan system pemusnahan dokumen akuntansi. Terdapat pengendalian internal amat ketat untuk menghapus (delete) jurnal akuntansi berulang dan pemusnahan dokumen[9].
Keenam, tentang jurnal berulang (recurring journal entires)
Jurnal berulang (disebut special journal) karena itu merupakan intisari dari akuntansi sistemik, yang berarti bahwa jurnal berulang disediakan untuk melayani sistem perbendaharaan dan sistem keuangan berulang, misalnya pengembalian kelebihan penerimaan pajak sistem keuangan dan sistem akuntansi diupayakan membuat transaksi keuangan berulang dan jurnal berulang sesederhana mungkin, sepraktis mungkin, secepat mungkin, semudah mungkin dan bebas risiko kesalahan. Inilah filsafat utama yang mendasari rancangan sistem akuntansi untuk transaksi dan jurnal berulang. Jurnal berulang bulanan misalnya menunjukan pendebitan dan pengkreditan yang sama dengan bentuk jurnal bulan lalu, dalam jumlah yang sama (misalnya beban penyusutan aset tetap atau jumlah berubah) (misalnya pengembalian kelebihan penerimaan pungutan atau pajak, tagihan listrik, PAM dan beban upah dan gaji bulanan). Recurring adalah kebijakan atau fenomena akuntansi yang berulang di masa lalu dan/atau di masa depan. Keberulangan itu dapat diatur secara sengaja dan sistematis, misalnya akuntansi penyusutan aset tetap, akuntansi penyisihan piutang berisiko tidak tertagih, akuntansi penghapusan piutang dipastikan tidak dapat ditagih, yang dilakukan secara teratur (misalnya setiap akhir tahun buku) dengan metode yang sama (misalnya dengan metode penyusutan aset tetap dan penghapusan piutang yang sama) dalam sebuah sistem alokasi akuntansi bersifat sistematis dan rasional yang dilakukan secara berulang (recurring) adalah karateristik penting dalam ilmu akuntansi. Istilah sistematis dalam sistem akuntansi bermakna perlakuan dengan metode khusus[10] Marilah kita simpulkan, teknologi special journal adalah konsekuensi konsep recurring dalam akuntansi.
Ketujuh, tentang istilah sistemik
Istilah sistemik bermakna suatu sebuah sistem atau sebuah kumpulan sistem, berpengaruh sistemik berarti berpengaruh kepada sebuah sistem atau beberapa sistem, karena itu pada beberapa teks digunakan penjelasan recurring or systemic transactions,[11] bukan recurring and systemic transactions Istilah sistemik berbeda dengan istilah sistematis yang bermakna ber-metode.
Kedelapan, tentang adminsitrasi berulang dan tidak berulang
J.B Maverick menjelaskan perbedaan antara beban umum administrasi berulang dan tidak berulang:
- beban umum administrasi berulang amat penting diidentifikasi untuk kepentingan APBN, RKAP korporasi, Design dokumen keuangan berulang dan jurnal akunansi berkurang & sistemik. Tanpa pengetahuan ini seluruh sistem keuangan dan akuntansi sulit dilaksanakan, mendudukan teori recurring sebagai sebuah teori besar
- pemilahan beban umum dan administrasi tidak berulang amat penting bagi manajemen keuangan dan akuntansi, terutama untuk administrasi keuangan kagetan dan jurnal akuntansi khusus, yang dirancang khusus untuk jenis beban ini. Disimpulkan bahwa identifikasi transaksi dan akuntansi tidak berulang amat penting[12].
Kesembilan, tentang belanja berulang
Terdapat perbedaan makna istilah belanja rutin dan belanja berulang.
Diana Wicks menjelaskan tentang belanja berulang yang terdiri atas beban pemeliharaan dan reparasi berulang terkait kepada operasi utama entitas, belanja operasional terkait kepada tugas pokok dan fungsi utama dalam mencipta nilai tambah. Belanja pendapatan (Revenue Expenditure) adalah beban berulang untuk memperoleh dan mempertahankan pendapatan utama, atau beban melaksanakan misi utama. Dengan demikian belanja berulang adalah basis dari sistem perbendaharaan dan secara sistemik membentuk sistem akuntansi berulang.
Kesepuluh, bahwa going concern concept adalah sisi-lain dari mata uang yang sama tentang recurring concept
Accounting Principles Board Statement No. 30 (APB, 1973) seperti dikutip oleh Alex Cameron dan Lynn Stephens, menyatakan bahwa makin banyak butir tak berulang (non-recurring items) makin sulit masa depan entitas diperkirakan, menunjukan betapa pentingkan penerapan konsep berulang (recurring) dalam laporan keuangan.
Kesebelas, tentang akuntansi peristiwa luar biasa namun berulang
Gary R Kalbureck sebagai anggota IASB menyatakan berbagai peristiwa luar biasa berpotensi menjadi peristiwa berulang dan jurnal berulang, dalam jumlah yang besar, menyebabkan arus kas keluar berulang tahunan dalam jumlah besar, misalnya tuntutan hukum atas produk atau layanan perusahaan multi nasional, menyebabkan kebutuhan telaah ulang konsep berulang (recurring) dalam ilmu keuangan dan akuntansi.[13] Sebagai contoh, gempa bumi adalah peristiwa luar biasa berulang di Jepang. Beban litigasi hukum konsumen bagi perusahaan obat-paten multinasional adalah beban berulang dan besar.
KESIMPULAN DAN PENUTUP
Pemahaman konsep “berulang” dan “sistemik” (recurring & systemic concepts) dalam akuntansi akan membuat proses penyusunan standar akuntansi menjadi lebih baik. Makalah menghantar pada pengajar teori akuntansi, para penyusun standar akuntansi dan pada periset bidang akuntansi kepada pemahaman lebih baik tentang recurring theory. Didalamnya termaktub pula medan makna sistemik dan sistematis.
Karena risiko rancu khasanah (yaitu khasanah akuntansi dan bukan khasanah akuntansi), maka sebaiknya Dewan Standar Akuntansi atau Komite Standar Akuntansi menggunakan istilah berulang (recurring) secara bersanding, karena istilah berulang (tanpa sandingan istilah recurring) adalah kosa kata bukan akuntansi.
Jakarta , 20 Oktober 2018.
Jan Hoesada
Catatan Redaksi Majalah Maya; Pemakalah adalah pengajar teori akuntansi dan Pakar Bahasa Indonesia , Editor KBBI pada Badan Bahasa, Pusat Bahasa, Depdiknas.
.
.
.
[1] Maksudnya tertera sebagai berikut ; Transaksi akuntansi berulang (recurring)., sebagai konsep akuntansi.
[2] Mengambil hikmah pemikiran Hendirikson, seperti dikutip Godfrey, Hodgson, Tarca, Hamilton, dan Holmes dalam Accounting Theory, 7th Edition, 2010, halaman 4.
[3] Jam unduh pukul 11.00, 9 Oktober 2018, Jakarta Kompas
[4] Di unggah pada tanggal 16 juni 2016, di unduh pada pukul 11:07, 9 Oktober 2018, https://parahita.wordpress.com/2016/06/2016/pentingnya-recurring-revenue/
[5] Di unduh pukul 11:30, 9 Oktober 2018, iqbalsandira.blogspot.com/2009/10/rekuensi-kekambuhan-dan-kelanjutan.html
[6] https://www.artikata.com/arti-150853-recurrent.html
[7] Sap Note 415361 – Cross-company-code-recurring entry documents
Sap Note 96036 – changeability of fields in recurring documents
Sap Note 36821 – Delete-recurring documents
Sap Note 2007771 – FBD1:Posting date and document date for Recurring Entry Docum
Sap Note 69647 – SAPF120:Dynamic Select. For Recurring Entry Docum
Sap Knowledge Base Article 1921792 – Recurring entry documents not show on FS10N / FBL3N Transaction
[8] Pada berbagai sistem, void document wajib diarsip, di beri bertanda “ VOID”.
[9] Sap Note 415361 – Cross-company-code-recurring entry documents
Sap Note 96036 – changeability of fields in recurring documents
Sap Note 36821 – Delete-recurring documents
Sap Note 2007771 – FBD1:Posting date and document date for Recurring Entry Docum
Sap Note 69647 – SAPF120:Dynamic Select. For Recurring Entry Docum
Sap Knowledge Base Article 1921792 – Recurring entry documents not show on FS10N / FBL3N Transaction
[10] http://www.businessdictionary.com/definition/systematic.html
[11] FFIEC BSA /AML Examination Manual, 2014
[12] What is the difference between recurring and non-recurring feneral and administrative expensesn? | Investopedia https://www.investopedia.com/ask/answer/072815/what-difference-between-recurring-and-nonrecurring-general-and-administrative-expenses.asp#ixzz5RiPTv2CY, Investopedia on Facebook
[13] Compliance Week, 15 February 2017
