Disajikan Dr Jan Hoesada, KSAP.
Pendahuluan
Teori Nilai (Value Theory) mendorong Teori Harga (Price Theory), keduanya adalah basis pengukuran dalam satuan mata uang bermuara pada LK dalam mata uang tertentu. Teori nilai meliputi delapan teori nilai, yaitu Labor Theory of Value, Adding Up Theory atau Cost of Production Theory, Exchange Value Theory, Equilbrium Theory, Marginal Utility Theory, The Intrinsic Theory of Value atau Theory of Objective Value, Monetary Theory of Value, dan Subjective Value Theory, berkaitan dengan The Intrinsic Theory of Value (atau “Theory of Objective Value”), The Exchange Theory of Value, Nilai Guna (The Use Value), Teori Nilai Moneter (Monetary Theory of Value), Teori Nilai Subyektif (Subjective Theory of Value Theory, dalam konteks Teori Utilitas (Utility Theory), hukum pasar bebas, hukum pasok-permintaan, transaksi antar pihak indipenden, teori waktu transaksi, situasi transaksi dan tempat transaksi, marginal utility theory dalam teori harga. Terdapat kerancuan makna dan kesalahan penggunaan istilah nilai (value) dan kesalahan penggunaan istilah harga (price), yang juga dipakai secara tidak taat definisi dan tidak taat azas.
Wacana Nilai Dan Harga
Pertama, The intrinsic theory of value (atau “theory of objective value”) menjelaskan bahwa nilai intrinsik properti sebuah obyek, adalah sesuatu nilai nirfisik didalam sebuah obyek (“in it self”), berada di dalam obyek tersebut, suatu nilai merupakan kepentingan obyek itu (“its own sake”), suatu nilai yang merupakan hak obyek tersebut (“its own right”). Nilai intrinsik menghapus segala wawasan keputusan berbasis logika, sebuah nilai ditentukan oleh keyakinan diri sebagai sebuah “nilai yang benar” yang sudah seharusnya begitu, bukan nilai ditentukan orang lain. Nilai intrinsik bukan harga beli yang ditawarkan pembeli, namun adalah nilai yang terkandung pada barang/jasa tersebut.
Kompetensi manajemen adalah kompetensi mengalirkan kas-neto kedalam perusahaan terkait pada kompetensi utilisasi aset dan kompetensi pelepasan aset secara optimal. Makin kompeten dan makin optimis manajemen, makin tinggi penetapan nilai. Makin tinggi kompetensi manajemen, makin banyak opsi optimalisasi penggunaan sumber daya entitas. Makin optimis manajemen, makin besar pula ekspektasi aliran neto kas masuk. Gradasi nilai mulai dari nilai tertinggi adalah (1) bauran kompetensi tinggi & optimisme tinggi, (2) kompetensi tinggi & optimisme konservatif, (3) kompetensi rendah & optimisme tinggi, dan bauran (4) kompetensi rendah bercampur pesimisme. Kecurigaan profesional dari para auditor akan ketidak-wajaran laporan keuangan berbasis lingkaran tak berujung pangkal ”optimisme membangkitkan harapan, harapan membangkitkan semangat dan etos kerja, semangat meningkatkan probabilitas sukses, sukses menyulut rasa percaya diri dan kompetensi, rasa percaya diri mendorong optimisme lebih tinggi” berisiko nilai-berlebih-manfaat-ekonomis-masa depan (future economic benefit overvalued), palsuan-indah-tak-sengaja (unintentional window dressing) dan berlebih-hutang (over leveraged). Sukses mendorong kompetensi karena sukses diproksi oleh kenaikan saldo laba yang mampu membiayai program peningkatan kompetensi dan pengembangan produk-pasar, sebaliknya kerugian dan pendarahan kas akan memangkas biaya pelatihan dan biaya peningkatan kompetensi, membuat buram kesinambungan usaha, menyebabkan penurunan nilai aset (impairment) adalah siklus sebaliknya. Penerapan konsep nilai (value) membutuhkan wawasan strategis dan menyebabkan laporan keuangan berciri subyektif.
Kedua, Teori Harga bermaksud membahas harga umum (general price) secara menyeluruh dalam sebuah pasar bebas dari peraturan pemerintah atau suatu anomali, bukan harga untuk suatu barang/jasa tertentu. Kemudian pada tataran mikro ekonomi, muncul teori harga untuk produk/jasa dari entitas tertentu, teori penentuan harga (pricing theory), dan subteori lain.
Harga berdasar transaksi nyata atau transaksi perandaian (hiptetikal) dari sudut pandang entitas terdiri dari harga masuk (entry price) akibat perolehan aset dan harga keluar (exit price) akibat pelepasan aset. Harga berdasar transaksi nyata dapat ditengarai (observable) dan obyektif, harga transaksi perandaian berdasar asumsi, estimasi dan kalkulasi berdasar berbagai input yang boleh jadi juga perandaian.
Atribut waktu menggambarkan sifat transaksi, kejadian atau kondisi yang diukur dalam dimensi masa lalu, sekarang dan masa depan, misalnya (1) harga masuk atau perolehan transaksi terakhir masa lalu (past entry price, historical cost) atau (2) nilai penyelesaian yang akan datang (future settlement value).