ESTIMASI AKUNTANSI


JanHusadaDr. Jan Hoesada

 

PENDAHULUAN

Pada FGD yang dilakukan BPK tanggal 7 September 2015, BPK menanyakan kepada KSAP berbagai aspek estimasi akuntansi yang terdapat pada akuntansi pemerintahan. Makalah ini disajikan berdasar dokumen penyajian KSAP di hadapan BPK berbentuk Peraga Digdaya (Power Point).

Makalah menggunakan basis akuntansi akrual paripurna yang termaktub pada Lampiran I PP 71/2010. Makalah ditutup dengan uraian hampiran biaya (cost approach) dalam pengukuran nilai wajar.

Makalah bertujuan menjawab pertanyaan BPK tersebut di atas, memberi informasi bagi para pemeriksa atau auditor LK Pemerintahan, memberi informasi publik kepada para pengguna SAP tentang teknologi etimasi dan penerbit kebijakan akuntansi PP dan Pemda, serta mendorong agar KSAP menerbitkan Buletin Teknis Estimasi Khas Akuntansi Pemerintahan di masa depan yang agak jauh.

Sebagai catatan, SAK membedakan istilah estimasi akuntansi dan pengukuran akuntansi.

POTENSI PENGUKURAN BERBASIS ESTIMASI DALAM SAP

1.  Aspek Estimasi pada Kerangka Konseptual

  • Kerangka Konseptual, paragraf 47; Dalam hal tidak terdapat nilai historis, dapat digunakan nilai wajar aset atau kewajiban terkait.
  • Kerangka konseptual, paragraf 55; Menghadapi ketidakpastian peristiwa dan keadaan tertentu, pertimbangan sehat & hati-hati saat melakukan prakiraan, agar pendapatan tidak dinyatakan terlampau tinggi, kewajiban tidak dinyatakan terlampau rendah.
  • Kerangka Konseptual, paragraf 85; Kriteria pengakuan atas suatu kejadian atau peristiwa, bila
    • Terdapat kemungkinan manfaat ekonomi terkait kejadian/ peristiwa yang mengalir keluar atau masuk entitas pelaporan
    • Nilai/biaya kejadian/peristiwa dapat diukur/diestimasi secara andal.

Kerangka konseptual, paragraf 85 menyatakan berbagai persyaratan estimasi

  1. Kemungkinan besar terjadi
  2. Derajat kepastian tinggi
  3. Berdasar bukti yang dapat diperoleh
  4. Pengakuan berdasar estimasi yang layak
  5. Bila estimasi layak tak mungkin dilakukan, diungkapkan pada CALK

2.  Aspek Estimasi pada PSAP 01 Penyajian Laporan Keuangan

Paragraf 101 mengatur antara lain bahwa Laporan Perubahan Ekuitas menyajikan perubahan nilai aset tetap karena revaluasi aset tetap

3.  Aspek Estimasi pada PSAP 04 Laporan Arus Kas

Paragraf 58, 59, 60, 62 CALK mengungkapkan

  • Kewajiban kontinjensi (58, 62)
  • Komitmen lain
  • Asumsi (59)
  • Metode pengukuran
  • Aset berasal dari donasi (60)

4.  Aspek Estimasi pada PSAP 05 Persediaan

Paragraf 12, Estimasi nilai nihil ; Persediaan rusak/usang tidak dilaporkan di Neraca, diungkapkan pada CALK (paragraf 12)

  • Nilai wajar, persedian berasal dari donasi, rampasan dll (paragraf 15.c), hewan, tanaman (paragraf 20)

5.  Aspek Estimasi pada PSAP 06 Investasi

  • Investasi SB saham & obligasi jangka pendek dicatat sebesar harga perolehan (paragraf 24), investasi deposito jangka pendek berdasar nilai nominal deposito (paragraf 26)
  • Investasi jangka panjang saham & obligasi berdasar biaya perolehan (paragraf 27,28)
  • Bail out, talangan penyehatan perbankan, estimasi nilai bersih yang dapat direalisasi (Paragraf 29)
  • Investasi surat berharga diperoleh tanpa biaya perolehan,
    • Ada pasar aktif : nilai pasar tanggal perolehan.
    • Tidak ada pasar aktif: nilai nominal, nilai tercatat, nilai wajar lain (Paragraf 23)
  • Investasi surat berharga diperoleh tanpa biaya perolehan, dinilai berdasar nilai wajar, yaitu harga pasar tanggal perolehan (paragraf 25).

6.  Aspek Estimasi pada PSAP 07 Aset Tetap

Paragraf 10, 16, estimasi manfaat ekonomis di atas 12 bulan, diakui sebagai Aset Tetap (AT)

Paragraf 20, 24, 25, hadiah, donasi ; penggunaan nilai wajar bila harga perolehan Aset Tetap  tidak ada

Paragraf 27, penyusunan neraca awal entitas, AT dinilai dengan nilai wajar

Paragraf 38-40, Konstruksi Dalam Pengerjaan, yang diestimasi (probable) akan menjadi AT saja boleh masuk neraca

Paragraf 48, LO, Pendapatan Operasional yang di estimasi, penerimaan AT donasian

Paragraf 51, penetapan batas capitalization treshold diungkapkan pada CALK.

Paragraf 53, estimasi masa manfaat AT untuk akuntansi penyusutan

7.  Aspek Estimasi pada PSAP 08 Konstruksi Dalam Pengerjaan

Paragraf 21, 29, biaya asuransi, gambar biru, bantuan teknis, biaya lain, biaya pinjaman (bunga masa konstruksi) dialokasi kepada KDP tertentu menggunakan metode sistematis, rasional, konsisten.

Biaya pinjaman menggunakan rerata tertimbang alokasi kredit kepada KDP

8.  Aspek Estimasi pada PSAP 09 Kewajiban

  • Paragraf 28, estimasi ganti rugi oleh pemerintah
  • Paragraf 29, tanggungjawab pemerintah.
  • Paragraf 40,estimasi accrued interest beredasar hari bunga dan tarif bunga dlm perjanjian utang, diakui tgl neraca, tanpa menunggu tagihan bunga
  • Paragraf 58, utang valas pd tgl neraca dikonversi ke RP menggunakan kurs tengah BI (bila ada). Setelah tanggal neraca Rupiah merosot terus, standar peristiwa setelah tanggal LK. Nilai penyelesaian utang valas jatuh tempo Sept 2015 jauh lebih tinggi dibanding kurs tanggal neraca 31 Des 2015.

9.  Aspek Estimasi pada PSAP 10 Koreksi kesalahan dan Estimasi

  • Paragraf 38, Perubahan estimasi, misalnya perubahan umur ekonomis AT utk basis penyusutan
  • Paragraf 41, kebijakan revaluasi aset
  • Paragraf 43, Estimasi akuntansi harus disesuaikan dengan perubahan pola penggunaan aset, perubahan tujuan penggunaan aset dan kondisi lingkungan aset beroperasi.

10. Aspek Estimasi pada PSAP 12 Laporan Operasional

  • Paragraf 43, pengaruh/dampak perubahan estimasi akuntansi disajikan pada periode perubahan dan periode selanjutnya seseuai sifat aset, mis. Perubahan masa manfaat AT.
  • Pasal 43, pengaruh pada LO tersebut diungkapkan dalam CALK.
  • KSAP sedang menyusun SPAP Pendapatan (akrual) perpajakan & PNBP, Buletin Teknis Pendapatan Pajak dan PNBP.
  • KSAP telah menerbitkan Buletin Teknis Piutang yang berisi estimasi penyisihan piutang dan penghapusan piutang pajak dan PNBP.

 

WACANA ESTIMASI KEWAJIBAN

Teknologi estimasi lazim dalam akuntansi dan LK sektor komersial, privat dan pemerintahan, misalnya estimasi umur ekonomis AT, estimasi piutang tidak tertagih dan akuntansi penyisihan piutang.

Pada standar estimasi versi IFRS, LK menggambarkan posisi keuangan akhir periode, termasuk kewajiban di estimasi (KD). LK tak menggambarkan posisi keuangan yang mungkin terjadi di masa yang akan datang, yaitu biaya yang diperlukan di masa depan dan kewajiban kontinjensi. Neraca melaporkan kewajiban yang telah ada pada tanggal Neraca.

Belanja Operasional dan pegawai masa yang akan datang dalam APBN tak boleh masuk dalam KD. Bila berbagai KD berjumlah kecil-kecil (tidak material), KD serupa dapat dijadikan satu, agar berjumlah material.

Entitas harus mewaspadai perubahan status KK menjadi KD atau sebaliknya; KD menjadi KK, karena dari arus keluar sumber daya adalah possible menjadi probable, atau sebaliknya, dari estimasi tak handal menjadi estimasi handal, atau sebaliknya.Entitas wajib melakukan kaji-ulang berkala status KD dan KK.

Tabel sebagai berikut disusun untuk memudahkan akuntansi kewajiban estimasian:

 

Jumlah

Kepastian Kewajiban

Kepastian Waktu Bayar

Jenis

Utang pasti Pasti Pasti Pasti Utang
Utang Estimasian Kontinjen Pasti
51% terjadi
Kontinjen KD
Utang Kontinjen Tak tahu Pasti Tak tahu KK
Pasti Possible
>50% terjadi
Tak tahu KK

 

Kewajiban kontinjen (KK) adalah bakal kewajiban yang potensial menjadi kewajiban, bukan kewajiban kini, mungkin menjadi (1)pasti menjadi kewajiban atau(2) batal menjadi kewajiban dimasa depan, tergantung pada terjadi/tak terjadinya peristiwa/peristiwa-peristiwa tertentu. Peristiwa tidak dalam kendali entitas 100%. Kewajiban Diestimasi (KD) adalah kewajiban pasti atau probable (kemungkinan besar harus dilunasi), dengan jumlah tak pasti, waktu bayar tak pasti.

Hubungan KD dan KK tampak sbb:

KETERANGAN KD KK
Kewajiban kini Ya Tidak
Terkait peristiwa lalu Ya Ya
Probable pelunasan menggunakan sumber daya Ya Ya
Namun Jumlah tak dapat di estimasi secara andal. Ya Tidak
Jumlah dapat diestimasi secara andal Ya Ya
Namun pelunasan tidak meminta sumber daya. Ya Tidak
Apakah kontinjen Ya, untuk Jumlah dan Waktunya Ya, bisa jadi kewajiban atau batal sebagai kewajiban
Tidak,untuk kewajibannya

 

Kewajiban potensial adalah sesuatu yang mungkin menjadi kewajiban dimasa yang akan datang. Kewajiban kini adalah kewajiban yang telah ada pada tanggal.neraca, bukan kewajiban yang akan timbul dimasa yang akan datang. Kewajiban telah ada kini harus berbasis bukti,termasuk pendapat pakar. terdapat kemungkinan munculnya bukti tambahan, yang menunjukkan peristiwa setelah tanggal neraca.

Sebagai kesimpulan :

KETERANGAN KEWAJIBAN KD KK
Pasti telah ada tgl LK Pasti
Besar kemungkinan ada Pada tgl neraca Besar kemungkinan ada
Besar kemungkinan belum ada di LK Besar kemungkinan belum ada pd tgl LK (remote)
Tidak terdapat kemungkinan
Besar (not probable) mengeluarkan Sumber daya ekonomik untuk melunasi Possible
Tampil di neraca Ya Ya Tidak
Diungkapkan di CALK Ya Ya Ya

 

Pengukuran kewajiban diestimasi sebesar pengeluaran untuk penyelesaian kewajiban pada tanggal neraca. Estimasi terbaik adalah jumlah dibayar (ekuivalen) tanggal neraca, misalnya pembayaran setelah tanggal neraca di nilai-kinikan (di NPV kan) ke tanggal.neraca.

Pengukuran mencakupi :

Pertimbangan entitas.

Pengalaman transaksi serupa,kasus serupa masa lalu.

Laporan akhli independen.

Bukti-bukti.

Bukti tambahan peristiwa setelah tanggal neraca.

Metode statistik, expected value.

Weighted average tiap probabilitas besar atau jumlah utang.

Dampak pajak harus diperhitungkan.

Expected value adalah estimasi menyangkut suatu populasi sejumlah besar unsur atau komponen, kemungkinan hasil ditimbang berdasar probabilitas terkait. Sebagai contoh : kemungkinan terjadinya kerugian 60% atau 90%. Bila kemungkinan terjadi dalam rentang (kontinuum) 60% sampai 90% itu berprobabilitas sama besar, maka digunakan nilai tengah rentang tersebut.

Sebagai contoh praktik:

Biaya garansi cacat ringan seluruh produk dalam tahun berjalan Rp. 1 Miliar.

Biaya garansi cacat berat seluruh produk dalam tahun berjalan Rp. 4 Miliar.

Bila sejarh masa lalu adalah ekspektasi masa depan, maka :

75% produk tak mengandung cacat.

20% produk mengandung cacat ringan.

5% produk mengandung cacat berat.

Nilai biaya garansi :

(75% X 0 Rupiah) + (20% X 1 Miliar Rp) + (5% X 4 Miliar Rp)= Rp.400 Juta.

 

Pengertian rerata tertimbang (weighted average) tiap probabilitas dijelaskan dengan contoh sebagai berikut.

Sebagai contoh praktik :

Turnkey project, membangun pabrik.

Terjadi kerusakan yang harus diperbaiki entitas sebagai kontraktor.

Kontraktor punya pilihan cara memperbaiki :

Cara pertama, kemungkinan sukses perbaikan 40%, biaya Rp. 4 M.

Cara kedua, kemungkinan sukses perbaikan 20%, biaya Rp.1 M.

Cara ketiga, kemungkinan sukses perbaikan 20%, biaya Rp.2 M.

Cara keempat, kemungkinan suskses perbaikan 20%, biaya Rp.3 M.

Estimasi terbaik adalah probabilitas tertinggi = Rp. 4 M.

Metode expected value dengan probabilitas, kewajiban diestimasi =

(40% X 4 M) + (20% X 1 M) + (20% X 2M) + (20% X 3M) = 2,8 M.

Estimasi wajib mempertimbangkan risiko yang menyebabkan hasil/akibat bervariasi, dan risiko yang menyebabkan nilai kewajiban naik. Estimasi mempertimbangkan ketidakpastian yang berpengaruh pada peristiwa & keadaan, dilakukan secara berhati hati (konservatisme) agar jangan sampai estimasi pendapatan & aset terlalu besar, jangan sampai estimasi beban & kewajiban terlampau kecil, namun jangan terlampau konservatif juga. Jangan salah hitung, misalnya dihitung dua kali Ketidak pastian harus diungkapkan pada CALK.

Pengukuran nilai kini suatu utang dibayar di masa depan nan jauh pada tanggal neraca menggunakan nilai kini dari uang (time value of money) pada umumnya NPV (net present value, nilai kini terdiskonto) KD ke tanggal Neraca, dengan tingkat diskonto sebelum pajak. Diskonto mencerminkan harga pasar dari time value of money, misalnya Jibor, Libor, Sibor. Tarif Jibor, Libor, Sibor dapat dilihat pada google, layar kaca, surat kabar dan media massa, bank dan dealer. Entitas mewaspadai peristiwa yang akan datang yang berdampak pada besar KD, berdasar bukti obyektif bahwa peristiwa tersebut akan terjadi. Estimasi KD dapat menurun karena perubahan kondisi eksternal, penurunan KD menyebabkan pemulihan beban pada waktu KD muncul tahun-tahun lalu atau muncul tahun berjalan. Pemulihan beban dijurnal ; debit KD sebesar penurunan kewajiban tersebut dan kredit beban KD terpulihkan atau pendapatan pemulihan KD.

KD harus ditelaah ulang berkala, setiap tanggal neraca. KD harus mencerminkan estimasi terbaik terkini. Bila muncul kemungkinan besar (tak usah bayar, tak perlu dilunasi) tak ada arus keluar sumber daya, maka KD dihapus buku (untuk batalkan), dan dilaporkan pada CALK.

Bila pemerintah sebagai entitas menghadapi risiko denda, maka entitas memilih penalti paling ringan untuk diakui sebagai beban LO dan KD.

 

BERBAGAI DASAR TEORI PENGUKURAN NILAI WAJAR VERSI IFRS

Hampiran pengukuran nilai wajar adalah hampiran pasar (market approach), hampiran penghasilan atau output (income approach) dan hampiran biaya (cost approach). Pemakalah menilai hampiran nilai pasar dan hampiran penghasilan kurang sesuai untuk akuntansi pemerintahan, sehingga membentang hal-ikhwal hampiran biaya (saja) di bawah ini.

 

HAMPIRAN BIAYA DALAM MENGUKUR NILAI WAJAR ASET INDIVIDUAL ATAU ENTITAS

Terkait hampiran biaya (cost approach to fair value measurement), Asset-based approach pada American Society of Appraisers (ASA). ASA Business Valuation Standards menyatakan asset approach untuk mengukur nilai wajar entitas adalah cara kurang tepat sebagai cara tunggal untuk mengkur nilai entitas dalam basis going concern. Cost approach lebih cocok untuk mengukur nilai wajar real estate yang dimiliki entitas atau nilai wajar likuidasi entitas. Kita sama mafhum bahwa hampiran biaya adalah cara umum untuk estimasi aset individual dengan menghitung jumlah uang dibutuhkan untuk mengganti kapasitas layanan aset tersebut di masa depan. Cost approach is a general way of estimating a value indication of an individual assets by quantifying the amount of money that would required to replace the future service capability of that assets. Assets approach is a general way of determining a value indication of a business, business ownership interest or security by using one or more methods based on the value of the assets of that business net of liabilities, menurut International Glossary of Business Valuation Terms. Penggunaan cost approach untuk indikator nilai pasar (market value, bukan market price) membutuhkan pertimbangan economic obsolescence, dan penilai harus menentukan panjang masa manfaat ekonomis untuk penentuan nilai pasar.

Pada FASB ASC 820, Cost Approach adalah jumlah yang dibutuhkan mengganti kapasitas layan aset atau daya-guna-aset (utility) yang ada pada waktu sekarang, disebut current replacement cost. Bentuk fisik aset-penggantian boleh tidak sama dengan aset-terganti, namun memenuhi fungsi atau utilitas yang sama. Kefungsionalan (functionality) adalah konsep enjinering bebas bentuk, tidak kasad mata, kefungsional aset berwujud setara manfaat aset tidak berwujud. Utilitas (utility) adalah konsep ilmu ekonomi yang berarti kapasitas nirbentuk yang memberi tingkat kepuasan atau kebahagiaan yang sama dengan aset-terganti, sesuai hikmah AICPA’s Consulting Service Practice AID 99-2. Utilitas adalah alat ukur kepuasan atau kebahagiaan, dapat berupa pulangan bagi investor, karena itu berbagai aset berbeda dapat menghasilkan utilitas yang sama.

Dari perspektif partisipan pasar jual, adalah harga yang harus diterima penjual berdasar biaya (sekarang) yang dikeluarkan partisipan pasar beli untuk memeroleh (membeli atau membuat sendiri) aset berkapasitas layan yang sama, terkoreksi keusangan (obsolesence) fisik, teknologi dan ekonomi yang lebih luas dari sekadar penyusutan aset atau keperluan perpajakan.

Current replacement cost method pada umumnya digunakan untuk mengukur nilai wajar aset berwujud terkombinasi dengan aset lain, atau dengan aset lain dan liabilitas.

Prinsip substitusi terdapat pada ASC 820, fair value adalah exit price bagi suatu partisipan pasar, dimana penjual (hanya dapat) menerima harga jual tidak lebih tinggi dari kesediaan membayar pihak pembeli yaitu biaya membeli atau membuat aset ber-utilitas setara.

Prinsip keusangan (obsolescence) pada ASC 820 menjelaskan koreksi – keusangan – potensial untuk mencocokkan harga aset-pengganti dengan nilai aset-terganti. Bila aset-pengganti memiliki utilitas lebih besar, maka pembeli akan membayar lebih tinggi. Replacement cost aset pengganti adalah jumlah kesediaan-bayar-lebih dari pembeli untuk substitusi yang lebih baik dikurangi keusangan aset. Faktor keusangan mungkin setara kelebihan-utilitas hasil replacement ditambah keusangan lain dari aset-pengganti.

Keusangan (obsolescence) adalah kondisi terpakai habis-habisan, kondisi ketinggalan rancang-bangun, kondisi ketinggalan gaya, mode, bentuk atau konstruksi. Keusangan menyebabkan penurunan nilai aset.

Dalam ASC 820, keusangan disebabkan

  1. Penurunan kondisi fisik (physical deterioration) karena digunakan terus-menerus (mis.mesin) atau karena umur aset (misalnya umur gedung).
  2. Keusangan fungsional adalah bahwa aset tersebut tidak dapat lagi berkinerja sesuai maksud perolehan awal. Karena perkembangan teknologi, maka sebuah komputer tiba-tiba tidak layak digunakan walau secara teknis masih berfungsi sempurna, adalah keusangan fungsional.
  3. Keusangan ekonomis bila aset tersebut masih berfungsi sempurna sesuai intensi penggunaan awal, namun tiba-tiba tidak menguntungkan. Bila kekuatan pasar penuh persaingan mengurangi kemampuaan aset memberi pulangan memuaskan, maka terjadi penurunan nilai aset tersebut.

Hampiran biaya (cost approach) dalam ASC 820 bertujuan mengukur nilai wajar suatu aset. Nilai wajar adalah harga-kesepakatan antara partisipan-pasar berkemauan-bebas dan telah terbiasa menentukan harga aset. Dalam hampiran biaya, penjual mengasumsikan bahwa harga yang diminta tak dapat melebihi kesediaan-pembeli-untuk-membayar. Pembeli berasumsi bahwa ia bersedia membayar kurang atau paling tinggi sama dengan biaya perolehan aset serupa atau biaya pembuatan-sendiri aset serupa.

Dalam membangun dasar ekonomi untuk hampiran biaya, AICPA’s Practice Aid 99-2,Valuing Intellectual Property and Calculating Infringement Damages menyatakan sbb:

Jalinan teoretis berbagai metode valuasi menggunakan hampiran biaya terkait pada prinsip substitusi, pasok, permintaan dan eksternalitas dalam ilmu ekonomi.

  • Prinsip substitusi menegaskan bahwa tidak ada pembeli rasional membayar lebih dari biaya pembuatan sendiri aset pemenuh kebutuhan dan manfaat setara.
  • Kesepakatan harga atau pembentukan harga ditentukan pergeseran dan kondisi terakhir pasok dan permintaan atas aset tersebut.
  • Kondisi eksternal menyebabkan nilai sebuah aset yang baru diperoleh meningkat atau menurun.

Hubungan biaya, harga dan nilai wajar adalah sebagai berikut. Bila nilai wajar (fair value) diukur dengan harga pasar (market price) yang akan diterima pada saat penjualan aset, dan bila nilai wajar dibatasi biaya (cost) pembeli untuk memperoleh atau membangun sendiri aset, kita tergoda menyimpulkan bahwa biaya (cost) sama dengan harga (price) sama dengan nilai wajar (fair value).

Terdapat dua fakta biaya (cost). Biaya (cost) terbagi dua, yaitu (1) biaya historis (historical cost) yang dibelanjakan untuk memperoleh suatu aset, (2) biaya dibelanjakan untuk mencipta-kembali aset yang serupa manfaat pada tanggal pengukuran-nilai-wajar.

Harga (price) berbasis fakta jumlah dibayar untuk memperoleh aset. Harga ditentukan oleh transaksi tawar-menawar & kesepakatan harga suatu aset antara pembeli & penjual, (1) pada suatu tempat & waktu, (2) pada tempat berbeda waktu yang sama, (3) pada waktu berbeda ditempat & pelaku sama, (3) pada berbagai tempat, waktu, pelaku transaksi berbeda-beda. (4) Harga transaksi kedua pada tempat, waktu & pelaku sama dapat berbeda dengan harga transaksi pertama satu menit sebelumnya (mis. Terdapat potongan kuantitas pada pembelian kedua).

Tertengarai bahwa terdapat kesalahan mendasar standar akuntansi yang mempersamakan make or buy. (1) Jumlah biaya memproduksi suatu aset (cost to construct, build, make) dalam metode tradisional hampiran biaya (yaitu tidak ditambah laba diharapkan, beban bunga tidak diperhitungkan) dengan (2) harga perolehan pembelian aset yang sama (karena cost penjual sudah ditambah laba penjual & biaya peluang (opportunity cost)penjual) adalah dua hal berbeda, dua jumlah berbeda.

Pada AICPA National Conference on Current SEC and PCAOB Development, Pamela Schlosser menyatakan sbb :

  • Semua pihak waspada terhadap metode valuasi Aset Tidak Berwujud
  • Ia percaya bahwa Income Approach pada umumnya adalah metode yang paling tepat untuk mengukur nilai wajar ATB, dalam bentuk ekspektasi arus kas dari penjualan. Cost Approach gagal memasukkan segala biaya terkait untuk membangun hubungan pelanggan dan hasil kalkulasi nilai tak memadai bila dibanding nilai (value) dihasilkan hampiran lain.
  • Traditional cost approach gagal memasukkan laba wirausaha & insentif.

Bagaimana peran ekspektasi maslahat ekonomi masa depan? Hampiran biaya berasumsi bahwa maslahat-masa-depan cukup untuk memulangkan biaya investasi. Maslahat ekonomi berbentuk ekspektasi harga jual dan arus-kas-masa-depan dari hasil penjualan dikrangi beban. Analisis keuangan tentang biaya-maslahat adalah dasar keputusan investasi dalam perusahaan, unit operasi (mis. Produksi) atau aset itu sendiri akan menguntungkan. Biaya perolehan atau penciptaan aset dibandingkan dengan ekspektasi-pulangan-masa-depan-terdiskonto pada suatu tarif-pulangan-proyek tertentu (spesific rate of return atau hurdle rate) yang mencakupi biaya-modal (entity weighted average cost of capital) & premi risiko (risk premium). Sama dengan hampiran penghasilan (Income Approach), entity weighted average cost of capital ditentukan kebijakan pendanaan (mencari biaya pendanaan termurah, komitmen pengembalian paling lunak) & rancangan imbangan utang dan ekuitas ideal (debt equity ratio). Bila pulangan-neto-terdiskonto masa-depan lebih besar dari biaya perolehan aset tersebut, investasi layak (feasible) dilakukan.

Untuk pengambilan keputusan investasi pada aset, harga beli atau biaya membangun sendiri aset berkaitan langsung dengan ekspektasi maslahat masa depan. Pengambilan keputusan untuk reproduksi atau mengganti (replace) aset dengan harga-harga input saat pengambilan keputusan juga terkait langsung dengan maslahat masa depan. Bila maslahat masa depan lebih kecil dari investasi, maka tidak terjadi keputusan mereproduksi atau mengganti (replace), dan nilai wajar aset yang akan diganti (dan tidak jadi diganti) dikurangi penurunan maslahat ekonomi.

Berikut ini adalah pembahasan biaya reproduksi dan biaya penggantian (replacement cost). Walau ASC 820 menyatakan hampiran biaya (cost approach) berdasar jumlah nilai sumberdaya yang dibutuhkan untuk mengganti daya-layan (service capacity) aset yang ada (current replacement cost), pemahaman akan biaya reproduksi (reproduction cost) di bawah ini akan memperkuat konsepsi biaya penggantian (replacement cost).

Rekonsiliasi biaya reproduksi ke biaya penggantian akan memberi pemahaman lebih dalam tentang keusangan dan meng-kuantifikasi keusangan (obsolescence).

CRN, cost of reproduction new, biaya reproduksi adalah estimasi biaya untuk membangun, pada harga tanggal analisis, suatu duplikat tepat sama atau replika dari suatu ATB, menggunakan bahan baku yang sama, menggunakan standar produksi yang sama, menggunakan desain yang sama, menggunakan layout yang sama, menggunakan keahlian pekerja (tukang) yang sama. Reproduksi ATB mencakupi (1) kelemahan atau kekurangan aset-yang-direplikasi, (2) keunggulan aset-yang-direplikasi dan (3) keusangan (obsolescence) aset-yang-direplikasi.

Tanggal analisis adalah

  • Tanggal penggantian
  • Tanggal kombinasi bisnis
  • Tanggal akuisisi entitas, tanggal pelepasan entitas
  • Tanggal LK untuk keperluan Fair Value Accounting & Reporting sesuai IFRS

COR, cost of replacement, biaya penggantian adalah estimasi biaya untuk membangun, pada harga tanggal analisis, suatu ATB dengan utilitas yang sama dari suatu ATB, menggunakan bahan baku modern, menggunakan standar produksi modern, menggunakan desain yang modern, menggunakan layout yang modern, menggunakan keahlian pekerja (tukang) modern. Penggantian (replacement) ATB mencakupi upaya menghapus (1) kelemahan atau kekurangan aset-yang-diganti, meningkatkan (2) keunggulan aset-yang-diganti dan (3) menghapus aspek keusangan (obsolescence) aset-yang-diganti. Pengganti dapat berbentuk amat berbeda dan berutilitas lebih baik dari aset-yang-diganti.

Tanggal analisis adalah

  • Tanggal penggantian
  • Tanggal kombinasi bisnis
  • Tanggal akuisisi entitas, tanggal pelepasan entitas
  • Tanggal LK untuk keperluan Fair Value Accounting & Reporting sesuai IFRS

CRN atau biaya reproduksi adalah biaya mencipta replika tepat sama dengan nilai uang sekarang. Biaya penggantian adalah biaya pembelian atau konstruksi suatu aset baru berutilitas sama dengan aset-yang-diganti. Secara ekonomis dan bisnis, pada umumnya COR atau biaya penggantian lebih rendah dari biaya replikasi, pada umumnya hasil peggantian adalah kinerja & efisiensi yang lebih baik dari sebelum penggantian.

Hubungan biaya reproduksi dan biaya penggantian digambarkan sbb :

CRN – Obsolescence = COR

Contoh, sebuah benteng abad 16 di Eropa hancur karena kebakaran. Biaya reproduksi replika tepat sama dengan bahan dan pertukangan yang sama dengan harga sekarang amat mahal. Penggantian modern berupaya memberi penampilan yang sama puri benteng (castle) tersebut untuk memelihara sejarah dengan bahan, sarana dan cara pertukangan modern, fungsi benteng diubah menjadi musium, sebuah gedung baru & modern lengkap dengan berbagai sarana air PDAM, listrik, pengatur suhu udara tersentralisasi, lift dan sarana pengaman elektronik. Biaya penggantian ternyata jauh lebih efektif, efisien, ekonomis dibanding biaya reproduksi replika tepat sama. Seluruh perbedaan biaya bahan, cara pembangunan dan lain-lain teratribusi kepada obsolescence puri benteng tersebut.

Bagaimana tentang komponen biaya? Biaya reproduksi atau biaya penggantian pada waktu sekarang dengan tingkat harga-harga dalam kekuatan mata uang sekarang adalah

  1. Biaya bahan atau material
  2. Biaya tenaga kerja
  3. Biaya overhead
  4. Laba developer
  5. Biaya peluang (opportunity cost)

Biaya bahan atau material pada umumnya merupakan bagian besar dari aset berwujud. Pembangunan gedung mencakupi biaya tanah, bahan bangunan dan bahan perlengkapan (suplies) untuk konstruksi bangunan. Biaya bahan tergantung pada berbagai ATB seperti cetak biru, desain konstruksi, keinginan pertambahan utilitas (misalnya kemewahan, modernisasi, praktis) dan menutup keusangan (obsolescence) aset-yang-diganti.

Biaya tenaga kerja terkait pada upah, gaji, tunjangan tenaga kerja untuk pembelian, perolehan, pembangunan ATB atau AT.

Biaya biaya tak langsung dilluar biaya bahan dan TK langsung (overhead) mencakupi biaya kantor proyek perolehan atau konstruksi, PPh21 SDM proyek, biaya utilitas, biaya operasional dan manajemen proyek. Biaya operasional mencakupi antara lain biaya penanganan material (material handling), biaya logistik dan/atau gudang, biaya administrasi proyek, biaya pinjaman atau bunga masa konstruksi, biaya konsultan, penasihat proyek, lawyer, manajemen supervisi & direksi voering, biaya pemindahan penduduk dan biaya litigasi dan land clearing, alokasi sebagian overhead entitas (directly & indirectly assignable) dll.

Pada perhitungan penilaian real estate, laba wira usaha adalah sebuah kelaziman umum dunia real estate, tidak lazim dalam akuntansi PNW. Laba wirausaha seringkali tidak diperhitungkan dalam kalkulasi berhampiran biaya (cost approach) berakibat penentuan-terlampau-rendah (understated) akan biaya (cost). Laba wirausaha aset berwujud karena mengambil risiko mengerjakan proyek tersebut, laba wirausaha terpisah dari cost of project. Laba wirausaha tidak lazim diperhitungkan untuk pembangunan ATB.

Laba wirausaha dihitung berdasar berbagai hampiran (approach), antara lain

  1. Persentase markup (yang dikehendaki) tertentu di atas biaya bahan, SDM dan overhead.
  2. Suatu jumlah (dalam mata uang) yang dikehendaki.
  3. Laba yang diminta kepada partisipan-pasar, apabila dijual.

Pada perhitungan penilaian real estate, biaya peluang adalah sebuah kelaziman umum, tidak lazim dalam perhitungan cost approach PNW. Biaya Peluang (opportunity cost) adalah bagian kompensasi bagi developer yang bertanggungjawab, adalah kompensasi terhadap (1) pengurbanan waktu, tenaga & pikiran bagi proyek, yang seyogyanya dapat digunakan untuk aktivitas produktif lain, (2) penolakan terhadap proyek lain (direlakan) yang mungkin berkompensasi lebih baik, (3) risiko kegagalan proyek.

Biaya peluang dihitung dengan cost of capital untuk pendanaan proyek.

Bila biaya peluang tak diperhitungkan, analisis biaya menghasilkan suatu nilai wajar terlampau rendah (under stated).

Berikut ini adalah teori keusangan (obsolescence) terkait hampiran biaya dalam pengukuran nilai wajar.

  • Nilai sejati aset (worth) lebih rendah dibanding biaya penggantian modern (modern replacemant cost).
  • Obsolescence adalah kelebihan utilitas akibat replacement modern.
  • CRP – COR = obsloescence.
  • ASC 820-10-55-3E, semua jenis obsolesence harus dipertimbangkan.

Hubungan biaya, keusangan dan nilai adalah sebagai berikut:

  • Obsolescence dibagi menjadi curable & incurable obsolescence.
  • Defisiensi aset terobati tatkala masalahat-ekonomi-masa-depan-hasil penyempurnaan lebih besar daripada biaya penyempurnaan (cost of improvement)
  • Reproduction Cost New – Curable Function and Technological Obsolescence = Replacement New
  • Bagaimana biaya penggantian baru dikaitkan dengan nilai wajar?

Replacement Cost New – Physical Deterioration – Economic Obslosecence – Incurable Functional and technical Obsolescence = Fair value

Teori keuzuran fisik (phyisical deterioration) adalah sebagai berikut:

  • Penyebab keuzuran fisik adalah
    • Umur
    • Keausan akibat penggunaan dan pelakuan (physical wear & tear)
  • Keuzuran fisik dapat diukur dengan
    • estimasi penyembuhan /penghapusan defisiensi
    • penyusutan terobservasi
    • Kalkulasi persentase keuzuran fisik (% PD) berdasar umur atau harapan-hidup aset dengan formula sbb:

% PD = (EA/(EA – RUL) X 100

Dengan asumsi EL = EA + RUL

Dimana

  1. EA adalah Efective Age, adalah umur aset relatif terhadap aset baru sejenis, mempertimbangkan bahwa pembangunan – ulang (rebuilding) dan pemeliharaan akan memperpanjang umur-layanan.
  2. RUL adalah Remaining Useful Life, estimasi periode aset berfungsi sesuai rencana & menghasilkan laba
  3. EL adalah Economic Life, adalah estimasi seluruh masa hidup aset.

Contoh, sebuah pabrik minuman olah raga menggunakan sebuah kendaraan trailer promosi pemasaran.

Pada pembangunan trailer promosi, umur harapan hidup diestimasi 10 tahun.

5 Tahun kemudian, perusahaan membentuk logo, slogan, warna dan program pemasaran baru, dan trailer perlu dirancang ulang dengan umur estimasian 8 tahun. Keusangan fisik trailer adalah sbb:

% PD = (2/(2+8) X 100 = 20%

Dimana

RUL= 8 tahun, karena setelah modifikasi, umur trailer modifikasian adalah 8 tahun

EL = 10 tahun, karena umur estimasian trailer baru adalah 10 tahun.

EA = 2 tahun, karena trailer modifikasian berumur 8 tahun dibanding 10 tahun umur trailer baru.

  • Walau keusangan fisik ATB adalah mungkin, formula keusangan tidak lazim diterapkan bagi ATB.

Teori keusangan fungsional atau teknologi adalah sebagai berikut:

  • Keusangan fungsional adalah penurunan fungsi aset dibanding rancangan awal atau aset baru. Aset masih berfungsi, namun berfungsi tidak sama dengan kondisi awal pemakaian aset baru.
  • Aset dapat menjadi kuna, lewat zaman, walau kondisi masih prima bahkan baru. Keusangan teknologi adalah tatkala fungsi aset tersebut usang (tak dibutuhkan lagi oleh perusahaan, tak sesuai zaman, diganti generasi aset yang baru, tidak kompatibel dengan aset yang lain), walau aset (kuna) dapat berfungsi seperti biasa. Sebagai contoh, generasi telpon genggam versi kuna tidak digunakan, walau berfungsi sempurna sesuai desain.
  • Keusangan fisik aset berwujud antara lain
  • Desain, denah, tinggi plafond, tata letak gedung tak sesuai zaman & kriteria efisiensi yang baru.
  • Kapasitas berlebih, kapasitas menganggur, kapasitas terlampau rendah
  • Penggunaan aset tersebut berdampak pada biaya operasi, produktivitas keseluruhan, pengendalian kualitas, penmingkatan biaya pemeliharaan, suku cadang sulit diperoleh, membutuhkan banyak karyawan untuk mengoperasikan aset (kuna) tersebut.
  • Sebagian keusangan dapat disembuhkan, misalnya renovasi (peremajaan) lobby hotel dan kamar hotel (dinding, lantai dan kamar mandi), taman hotel, kolam renang dan nama hotel. Biaya renovasi adalah cost of physical obsolescence, harus lebih kecil dari tambahan penghasilan neto (untuk hotel, kenaikan room occupancy rate, kenaikan tarif kamar, kenaikan neto laba hotel karena tambahan penjualan kamar dikurangi tambahan biaya penyusutan akibat kapitalisasi renovasi kamar, tambahan masa manfaat ekonomis) hotel karena renovasi.

Teori keusangan ekonomis adalah sebagai berikut:

  • The American Society of Appraisers mendaftar sebab keusangan ekonomis sbb:
    • Industri menurun, produk atau jasa tersubstitusi produk lain atau jasa lain, perubahan selera konsumen menyebabkan kosumen beralih pada produk/jasa pengganti, penurunan permintaan (demand).
    • Peningkatan persaingan.
    • Ketidak mampuan memperoleh pembiayaan (financing).
    • Kehilangan sumber sumber daya, misalnya sumber bahan baku, sumber SDM.
    • Kenaikan harga input, tidak diiringi kemampuan meningkatkan harga jual.
    • Perubahan arah kebijakan pembangunan bangsa, peraturan per UU an yang baru.
    • Kondisi eksternal tidak memungkinkan, antara lain suku bunga terlampau tinggi.
  • Keusangan ekonomi aset berwujud dan tidak berwujud biasanya tak dapat di tentukan melalui pemeriksaan fisik.
  • Keusangan ekonomi tidak terpulihkan (incurable).
  • Penurunan nilai aset muncul tatkala aset tak mampu memberi pulangan-diharapkan sepanjang estimasi-sisa-umur sesuai indikasi-nilai (value) aset tersebut (yaitu nilai buku, nilai terbawa, nilai tercatat).
  • Keusangan ekonomis diakui sebagai penurunan nilai aset karena faktor eksternal tertentu kepada aset tersebut.
  • Dalam karya berjudul Intellectual property Right, Smith & Par menyatakan empat bentuk keusangan ekonomis, yaitu:
    • Keusangan karena peristiwa (event obsolescence). Suatu kejadian (event) tidak-lazim mengurangi nilai ekonomis suatu merek-dagang (trade mark), misalnya berita kecelakaan pengguna HP, sebuah botol air kemasan diberitakan berisi ganggang atau bakteri.
    • Keusangan teknologi produk menyebabkan merek dagang menjadi usang, misalnya merek dagang Betamax menjadi usang, seiring perubahan kaset-video menjadi cakram CD/DVD.
    • Keusangan produk, misalnya keistimewaan transmisi otomatis pada mobil pada tahun 1940-1950 sekarang menjadi hal yang biasa.
    • Keusangan budaya, misalnya karena merek, produk, bahan, bentuk & warna kemasan, mengandung isu sara. Misalnya, ditemukan suatu merek dagang ternyata adalah kosakata bahasa bunda penduduk asli, yang mengandung arti buruk. Pada suatu produk terdapat bahan yang dilarang suatu agama mayoritas penduduk target pasar. Warna hitam atau putih berarti kematian pada berbagai budaya berbeda, hijau berarti penyakit bagi suatu budaya tertentu, sebagian orang alim merasa tidak nyaman menyantap merek Rawon Setan, Ayam Ancur, Nasi Gila atau parfum bermerek Pelet, Guna-Guna, Racun No 7.
  • Metode identifikasi keusangan ekonomis sbb
    • Analisis trend dan perbandingan, pengukuran kinerja ekonomis relatif
      • Perbandingan kinerja ekonomis aset tersebut antar periode, antara lain harga pokok, harga jual, margin, volume penjualan.
      • Perbandingan kinerja ekonomis aset tersebut antar entitas.
      • Perbandingan kinerja ekonomis aset tersebut dengan kinerja industri.
    • Menemukan sebab keusangan, apakah karena suatu kejadian, keusangan teknologi dan produk, atau benturan budaya.

Bagaimana menerapkan hampiran biaya?

  • Secara empiris tertengarai bahwa hampiran biaya adalah hampiran yang paling banyak diaplikasikan dalam pengukuran nilai wajar (1) aset bukan sumber utama aliran kas masuk atau (2) jenis aset yang tidak berkontribusi signifikan pada nilai perusahaan secara keseluruhan.
  • Tertengarai bahwa hampiran biaya lebih disukai (preferable) untuk menilai (1) investasi amat besar berbentuk aset tetap atau (2) bila penghasilan operasional (operating earnings) tidak signifikan dibanding nilai aset tersebut.
  • Walaupun hampiran biaya lazim digunakan pada PNW aset berwujud, hampiran ini terlihat digunakan pula untuk PNW ATB. PNW ATB bukan baru lebih sulit diukur dengan hampiran biaya ketimbang PNW ATB baru. Hampiran biaya untuk PNW ATB diterapkan bagi ATB yang dapat disubstitusi/diganti/direproduksi (replace /reproduction) dan bila biaya substitusi/penggantian/reproduksi dapat diperoleh/diestimasi dengan mudah/andal (praktis). Estimasi menggunakan (1) brosur, janji pemasok, jaminan pemasok, keterangan pemasok, sejarah sukses pasok, (2) survei lapangan para pengguna ATB calon pengganti tersebut, (3) prediksi perubahan eksternal yang berpengaruh pada estimasi umur ekonomis ATB bakalan pengganti.
  • Hampiran biaya terpaksa digunakan apabila hampiran PNW lain tidak praktis.
  • Hampiran biaya cocok digunakan untuk aset yang mendekati masa penggantian (replacement) atau reproduksi, dan bila biaya penggantian atau reproduksi dapat di estimasi secara andal.
  • Tertengarai bahwa hampiran biaya kurang lazim digunakan untuk ATB berbasis proteksi hukum atau perizinan seperti merek dagang (trade mark) dan hak cipta (copy right).
  • The American Society of Appraisers menilai bahwa hampiran biaya lebih layak-guna untuk mengukur PNW dari
    • Rangkaian rakitan khusus suatu kegiatan atau kumpulan aset yang menimbulkan nilai tambah luar biasa
    • Perangkat lunak rancangan internal entitas
    • Daftar alamat (mailing list)
    • Gambar biru enjinering
    • Desain bungkus

 Sejarah hampiran biaya untuk pengukuran nilai wajar adalah sbb:

  • Bersyarat bahwa perusahaan memiliki catatan lengkap pembelian, perolehan, pembuatan, modifikasi, pemeliharaan aset tersebut.
  • Bila menggunakan sejarah pembelian, yakini bahwa (1) harga beli adalah harga pasar wajar, (2) kondisi pasar waktu PNW sama dengan zaman pembelian tersebut. Kondisi pasar juga mencakupi (1) efisiensi pasar, (2) kesetaraan kekuatan negosiasi pembeli dan penjual, (3) kondisi eksternal waktu transaksi pembelian, harga, syarat pembelian, musim atau waktu pembelian dan pertimbangan lain. Bila semua kondisi serupa bahkan sama dengan kondisi tangggal PNW, maka harga historis dapat digunakan untuk PNW berbasis trend historis.
  • Dengan cara serupa di atas, kondisi internal bila membangun/membuat aset sendiri harus diperbandingkan, antara lain
    • Jumlah energi, pikiran, tenaga, kualitas SDM untuk tim replikasi/penggantian (replacement), penyusutan aset tetap yang digunakan untuk proyek ini
    • Biaya peluang (opportunity cost), jumlah kerugian/kehilangan peluang lain akibat mengerjakan proyek ini. Misal, peluang Direktur R&D menemukan produk baru sepanjang waktu beliau yang terfokus pada proyek ini, nilai bisnis atau etimasi laba produk baru tersebut.
    • Perbedaan panjang waktu proses replikasi dengan waktu pembuatan aset-diganti.
    • Perubahan cetak biru, proses pengerjaan, sarana, risiko kegagalan replikasi/penggantian.
    • Perubahan letak, topografi letak, perbedaan iklim.
  • Sejarah biaya reproduksi di analisis dengan indeks harga input. Bila reproduksi /replikasi meniru kondisi keuzuran/keusangan/keausan – fisik, ekonomi, fungsional – aset diganti, maka peroleh bahan dengan derajat keuzuran/keusangan tersebut harus diperhitungkan dalam biaya reproduksi, misalnya penurunan tarif sekarang biaya input dengan tingkat keuzuran/keusangan tertentu.

Metode Biaya Per unit adalah sbb:

  • Biaya proyek antara lain mencakupi
    • Gambar biru dan prototipe, dengan atau tanpa perubahan
    • Perencanaan elemen atau bahan reproduksi atau penggantian
    • Biaya bahan, sewa mesin, sewa bangunan, bengkel, tanah lapang dll
    • Beban overhead entitas dialokasikan kepada proyek, beban penyusutan AT yang digunakan untuk proyek,dll
    • Biaya TK langsung proyek, biaya TK alokasian SDM entitas yang diperbantukan purna waktu & tidak purna waktu kepada proyek
    • Biaya profesional, konsultan, pelaksana proyek, pengawas proyek dari pihak luar entitas
    • Biaya pinjaman, misalnya bunga masa konstruksi
    • Biaya uji coba, biaya masa percobaan pararel (uji coba penggunaan aset baru, aset lama tetap dijalankan), biaya pelatihan karyawan
    • Biaya administrasi proyek
    • Biaya penggantian, biaya peralihan, biaya penghentian penggunaan aset-yang-diganti, biaya pembongkaran tempat kedudukan aset-yang-diganti, biaya/kerugian penghentian produksi/operasi utama
    • Biaya peluang, biaya kehilangan momentum
    • Biaya survei pasar, biaya edukasi & pemeliharaan pelanggan dengan sistem baru, kehilangan pelanggan atau pasar
    • Asuransi kegagalan proyek, asuransi penghentian produksi
  • Taksiran biaya perunit biaya reproduksi.
    • Taksiran biaya perunit penggantian untuk substitusi yang lebih baik / berkualitas, dengan proses / cara modern.
    • Unit cost method dapat digunakan untuk PNW AT seperti situs candi, lapangan golf, kapal Pinisi, lini produksi, pasar pemda, ATB seperti perangkat lunak, sistem hubungan pelanggan, WBS dan lain-lain.
    • Exhibit 6.2 hal 191

Metode produksi perunit adalah sebagai berikut:

  • Sebagai salah satu hampiran Replacement Cost Method.
  • Terdapat berbagai pedoman umum asosiasi industri untuk memproduksi sesuatu misalnya RSS dalam industri real estate, mencakupi gambar biru, biaya bahan, lama dan proses pengerjaan dan kualitas RSS.
  • Terdapat pula kumpulan pengalaman perusahaan developer, sebagai basis perkiraan atau estimasi biaya proyek yang lain.
  • Exhibit 6.3 halaman 193.

Keterbatasan hampiran biaya untuk mengukur nilai wajar adalah sbb:

  • Hampiran biaya tidak selengkap hampiran penghasilan dan hampiran pasar.
  • Banyak pertimbangan maslahat ekonomi dan berbagai pemicu nilai wajar tidak diperhitungkan.
  • Hampiran biaya berisiko subyektif, karena beda waktu terlampau jauh antara tahun pembuatan atau perolehan aset dengan tahun PNW.
  • Biaya penggantian (replacement cost) sama saja dengan perolehan aset baru yang tidak berkaitan dengan aset yang dinilai untuk PNW, sehingga menjadi hampiran PNW yang kurang tepat.
  • Keusangan (obsolescence) sulit dihitung.
  • Terdapat perbedaan pendapat aspek perpajakan.

Sebagai kesimpulan hampiran biaya dalam pengukuran nilai wajar adalah sbb:

  • Hampiran biaya substitusi banyak digunakan untuk PNW, terutama kelompok aset bukan penghasil pendapatan utama atau operasi utama entitas.
  • Metode praktis sederhana untuk PNW apabila di pasar ternyata tersedia aset berfungsi sama atau lebih baik, dan berharga pasar wajar.
  • Hampiran biaya kadang-kadang digunakan sebagai tahap pendahuluan untuk penggunaan income approach atau market approach.
  • Hampiran biaya menuntut kelengkapan (100%) jenis biaya yang digunakan pada PNW, dan kalkulasi keusangan.