Humor: Berselancar di Gelombang Pasang


Jan Hoesada

Pada suatu hari Senin, 5 perampok bertopeng masuk sebuah bank dengan santun, pimpinan  membuat pernyataan umum dengan lemah-lembut; Ini adalah perampokan. Silahkan semuanya tiarap dilantai sekarang juga, jangan buru-buru, saya akan mengumumkan kalau proses ini selesai.

Pemeriksaan dilakukan, dan ditemukan seorang  wanita muda rebah-telentang.

Pimpinan perampok berbisik kepada yang bersangkutan: Anda kurang sopan. Ini adalah tindak-pidana perampokan, bukan pemerkosaan, silahkan telungkup.

Pemimpin perampok menyatakan bahwa episode telungkup berjalan sempurna, dan mengucapkan terima kasih.

Kembali pimpinan perampok mengumumkan: Episode selanjutnya adalah pengumpulan semua telepon genggam dan pemasangan bom peka-suara-alarm ditengah ruangan kita ini dan kita akan mati bersama kalau ada yang menyalakan alarm. Setelah selesai, pimpinan perampok menyatakan bahwa bom telah dipasang ditengah ruang dan telah diaktifkan, dan tembakan langung akan dilakukan pada pemilik sumber suara-dering telepon genggam yang belum diserahkan.

Perampokan berjalan sukses dan rombongan mohon diri dengan santun, sambil mengingatkan hadirin untuk tidak bangkit dahulu karena bom dilengkapi sensor infra-red pemindai-gerak dan instruksi peledakan otomatis, yang berfungsi sepanjang 5 menit kedepan.

Mereka kembali ke lokasi persembunyian dan menghitung seluruh tunai dalam karung, hasil  perhitungan sejumlah 20 juta mata uang setempat. Acara bagi-hasil dilakukan sambil makan-minum bersama, dan nonton berita hari ini. Warta berita TV Nasional hari-tersebut mengumumkan berita perampokan bank dengan jumlah kehilangan sebesar 100 juta. Para perampok mafhum, selisih 80 juta adalah berupa pencurian-ikutan oleh orang-dalam, sebelum polisi datang, tentu saja.