STRATEGI PERUBAHAN IKLIM


Sajian Dr Jan Hoesada

PENDAHULUAN

Sidang G20 diperkirakan antara-lain membahas masalah perang, pandemi, inflasi luar biasa dan perubahan iklim. Untuk agenda perubahan iklim, sampai hari ini dunia cq Earth Summit , UN Global Impact dll. tak menghasilkan suatu aksi konkret berdampak-nyata , bila beberapa negara raksasa  sebagai kontributor terbesar emisi CO masih berfokus pada pembangunan ekonomi & konsumsi fosil ( migas dan batubara), tidak ikut serta secara-nyata dalam gerakan pelestarian lingkungan hidup. Di AS, Biden adalah presiden AS pertama yang mulai memberi sinyal keikutsertaan AS walau gagal mengajukan UU Build Back Better bill pada tataran DPR AS. Dampak perubahan iklim setara gawat dengan dampak pandemi, kalau tidak lebih besar. Filsuf Immanuel Kant menyatakan bahwa yang paling berbahaya bagi umat manusia bukanlah penyakit, perang , kemiskinan atau kelaparan. Yang paling berbahaya adalah tatkala umat manusia , bagai/mirip sekumpulan orang buta, bergandengan tangan menuju jurang kehancuran.

Salinatri, 2022, dari Ministry of Communications and Informatics of the Republic of Indonesia, menyajikan artikel berjudul G20 Finance Ministers and Central Bank Governors Meeting High-Level Breakfast Discussion on Climate Mitigation, antara lain mengungkapkan bahwa pertemuan 16 Juli 2022 tersebut  dihadiri seluruh anggota G20, International Monetary Fund (IMF), Organization for Economic Cooperation and Development (OECD) dan Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC).

Menkeu NKRI, Sri Mulyani , melaporkan hasil Sustainable FinanMenkeu NKRI, ce Working Group Policy Levers Forum of 13 June, 2022 , meliputi upaya mendorong transisi menuju investasi berbasis kelestarian , menghalangi jenis investasi penyebab kerusakan lingkungan hidup.  

OECD melaporkan riset sedang berlangsung tentang mitigasi terhadap perubahan iklim yang berdampak buruk, termasuk dampak terhadap mekanisme koordinasi/rekonsiliasi kebijakan ekonomi-makro, lingkungan-hidup dan fiskal.

Hadirin sidang makan pagi tersebut diizinkan berbagi pendapat dan informasi kebijakan iklim , pertumbuhan ekonomi & tabilitas fiskal yang sedang/akan dilakukan negaranya , mekanisme transisi konsumsi energi, pembangunan sarana sinyal-pasar, kebijakan investasi sadar lingkungan-hidup , menuju cita-cita energi-bersih , penghapusan subsidi energi tak-tepat-sasaran dalam the Coalition of Finance Ministers for Climate Action atau the Climate Club.

Rick Steiner dari sumber Pihilippine Daily Inquirer, 2022, menyajikan makalah Bali G20: Last best chance to fix climate crisis, menyatakan bahwa G20 diharapkan mencapai perjanjian legal seluruh negara anggota G20 untuk (1) sepakat programreduksi emisi CO sebesar 50% sampai tahun 2030, 100 % sampai tahun 2040 , (2) penetapan pemberlakuan dan sanksi , (3) pengumpulan USD 4 Triliun pertahun untuk Living Planet Emergency Fund , yaitu dana USD 2 Triliun dari negara anggota G20, dan USD 2 Triliun dari sumber global di luar negara-negara G20, untuk pembiayaan pajak-karbon dan subsidi negara-negara anggota. Rick menyadari bahwa perusakan lingkungan hidup antara lain penggundulan hutan dll. berlangsung terus di muka bumi .

Tanpa dapat dicegah oleh PBB, kini terjadi perubahan iklim secara gradual makin memanas di muka bumi , berlatar belakang kebudayaan modern & industrialisasi berbasis batu-bara dan migas , deforestasi aksi manusia dan karena kenaikan suhu global, agribis skala besar nirpeduli lingkungan, emisi limbah industri , konsumsi CFC ( dulu untuk almari pendingin dan AC, sekarang dilarang) , pemusnahan sampah, pembakaran limbah pertanian dan pembukaan hutan dengan api , pola konsumsi dan kebudayaan kendaraan-bermotor meningkatkan kadar gas rumah-hijau dan lubang ozon sejak era revolusi industri , mencapai rekor tertinggi selama 3.000 tahun terakhir.

Isu perubahan iklim mulai muncul dan berkembang sejak meningkatnya suhu bumi sebesar 2,5 hingga 4,7 derajat Celcius pada tahun 2010 sebagai akibat dari peningkatan dampak Gas Rumah Kaca (green house effect),  pada tahun 2065 terprediksi bahwa kenaikan permukaan laut 24-30 cm , 40-63 cm pada tahun 2100, hutan-hujan seperti Amazon, Afrika dan Asia serta tundra Artic mengalami krisis kekeringan & kematian , deposit salju berbagai puncak-gunung tertandai menurun , menyebabkan pasok air-jernih kebawah gunung makin kecil. Belum ada teknologi pemulihan suhu-global secara serta-merta. Dua pertiga jenis dampak rumah-kaca adalah akumulasi karbondioksida (CO₂) , adalah perbuatan umat manusia yang menggunakan bahan bakar fosil (migas dan batubara), puncak konsumsi fosil terjadi pada tahun 1966  mencapai 94 % konsumsi energi dunia. Pada tahun 2019 (mungkin sampai hari ini) , 80 sumber energi adalah fosil, minyak bumi 33 % konsumsi energi dunia, gas 24 % dan batu-bara 27 %. Karbon diosida hasil-bakar fosil mencapai 65 % jumlah emisi gas hasil kebudayaan manusia, terutama budaya industri.  Sampai hari ini, migas adalah “darah” bagi perekonomian dunia yang mengonsumsi hasil-tambang migas sebanyak 85 juta barel pertahun. Deposit migas masih akan dikonsumsi manusia sampai 40 atau 50 tahun lagi terhitung dari tahun 2021, yang berarti disekitar tahun 2060 sampai 2070. Penulis menyimpulkan bahwa tak ada peluang umat manusia memperbaiki kondisi iklim , karena umat-manusia tak-mampu mengurangi emisi-karbondioksida (CO₂) dan berbagai gas perusak atmosfir lain. Sebagai contoh, hujan-badai terjadi di Jerman, jumlah korban banjir mencapai 156 jiwa tatkala banjir menerpa Bavaria, sejumlah hunia tersapu arus-banjir,  sekitar 80 orang meninggalkan rumah-tinggal, perbatasan Austria di Jerman Selatan ditutup,  hal serupa menimpa kota Hallen, wilayah Eifel dan lembah Ahr , terjadi kerusakan 600 Km jalur KA dan 80 stasiun KA, sekitar 60 orang dinyatakan hilang di kota Erfstad. RRT dilanda gelombang panas parah sampai membuat jalan-jalan aspal melengkung dan atap-atap rumah meleleh, pada tanggal 12 Juli 2022, 86 kota mengeluarkan peringatan tanda merah atau situasi gawat darurat, sebagai tingkat tertinggi pada sistem peringatan nasional di China, karena suhu udara dapat mencapai 40 derajat Celcius memperingatkan warga bahwa suhu kalau mencapai 40 derajat Celcius membahayakan jiwa. Di sebuah daerah di Provinsi Jiangxi, salah satu bagian jalan melengkung ke atas sekitar 15 sentimeter karena panas, di kota Chongqing, atap museum meleleh dan armada truk air bertugas menyiram seluruh jalan-raya di kota tersebut, Shanghai memperingatkan 25 juta penduduknya untuk bersiap menghadapi cuaca panas pekan ini,kebun binatang Shanghai memasok kebun-binatang dengan 8 ton es batu perhari.

Sorta Tobing , 2021, pada artikel berjudul Laporan Perubahan Iklim PBB, Kode Merah untuk Masa Depan Bumi antara lain menayatakan PBB memperingatkan perubahan iklim yang terus terjadi akan memperparah bencana alam, seperti kebakaran hutan, banjir, dan peningkatan permukaan air laut. Dunia sedang dalam keadaan mengkhawatirkan, bahaya pemanasan global dan perubahan iklim semakin tidak terkendali. Laporan panel iklim Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) memperingatkan, suhu bumi telah meningkat 1,1 derajat Celcius sejak abad ke-19,berpotensi akan naik 1,5 derajat Celcius dalam 20 tahun., manusia adalah penyebab utama pemanasan global dan upaya mengurangi emisi karbon dioksida atau gas rumah kaca tak mampu menghilangkan seluruh dampak pemanasan global.

Peningkatan suhu dan permukaan air laut, banjir bandang yang menerjang Jerman dan Tiongkok, kebakaran hutan besar terjadi di Siberia, Turki  dan Yunani, gelombang panas  menewaskan ratusan orang di Amerika dan Kanada. Sekretaris Jenderal PBB Antonio https://tse2.mm.bing.net/th?id=OIP.qiX93PT2JAHFFgmQuKlwZwHaF0&pid=Api&P=0&w=234&h=183Guterres menggambarkan laporan itu sebagai kode merah (tanda bahaya) untuk kemanusiaan, diharapkan mampu menghentikan penggunaan batu bara dan bahan bakar fosil  penghasil karbon. Presiden Amerika Serikat Joe Biden  menyatakan siap untuk melawan pemanasan global, penasihat politik senior untuk iklim dan energi Greenpeace Kaisa Kosonen mengatakan bahwa laporan tersebut adalah bukti kuat untuk meminta pertanggungjawaban industri  dan pemerintah bertanggung jawab langsung atas darurat iklim, mantan Presiden Maladewa Mohamed Nasheed menyatakan bahwa negaranya paling terdampak perubahan iklim, membayar dengan nyawa untuk karbon yang dikeluarkan negaa lain dan akan segera mengambil tindakan untuk mulai mengatasi ketidakadilan tersebut. Di Indonesia, Menteri Keuangan, Sri Mulyani,  menyamakan perubahan iklim sebagai bencana global sama-besar dengan pandemi Covid-19.

Selengkapnya…