KEBIJAKAN EKONOMI LUAR BIASA


Dituturkan Dr Jan Hoesada

PENDAHULUAN

Pada bulan pertama tahun 2022 Perdana Menteri Inggris membuat kebijakan pembebasan perilaku publik warganya dalam sebuah kehidupan global berstatus endemik. Belum ada kepastian bentuk solusi global mengatasi pandemi dan kepastian kapan ramalan pandemi berakhir. Covid-19 dan mutasi selanjutnya menyebabkan berbagai negara berkembang mengalami arus-keluar modal asing, harga migas jatuh pada akhir April 2020, Wall Street kehilangan kepercayaan investor, diterpa turun-harga efek pada minggu kedua Maret 2020 karena larangan-perjalanan AS dan pembekuan tarif bunga bank sentral Eropa. Terjadi kontraksi global akan output dan kredit, konsumsi dan investasi, lapangan kerja, kinerja industri dan unit usaha cq kinerja penjualan & laba, pasar asuransi dan properti. Pada era pandemi, pasar modal kehilangan budaya meniru (herding behaviour) perilaku investor besar. Pasar modal lesu karena ketidak pastian kondisi pasar dan gejala menurun pulangan investasi, berbagai investasi dan/atau pembiayaan proyek di tunda/dihentikan karena kesulitan likuiditas dan ketidak-pastian pulangan. Terdapat pemulihan bursa pada beberapa negara pada tahun 2021.

Nilai tukar terkait langsung dengan neraca-perdagangan, daya saing ekspor, utang LN, arus modal, dan stabilitas nilai tukar. Peningkatan volatilitas nilai tukar dan depresiasi mata uang akibat arus keluar modal-asing dan sentimen-pasar berlatar-belakang pandemi berdampak pada pasar-uang, berdampak pada harga-saham, aliran-masuk modal asing, defisit neraca perdagangan, instabilitas keuangan dan kewajiban keuangan, berlangsung sampai bulan April 2021 secara tidak seragam. Beberapa negara mengalami depresiasi mata-uang berlanjut, beberapa yang lain mengalami apresiasi mata -uangnya.

Lock down berakibat turunnya permintaan akan migas, penurunan kinerja industri sektor migas, berdampak pada harga-saham pasar modal. Pandemi cq lock-down berdampak fatal pada industri migas. Pasar migas menjadi inefisien, teridentifikasi hubungan negatif antara minyak dan pulangan saham, hubungan positif negara-peng-ekspor-migas-neto dengan negara-peng-impor- migas-neto.

Perekonomian net-oil-importing-countries berbasis input migas menerima keuntungan turun-harga-pasar migas, biaya produksi sektor riil menurun, harga jual dapat diturunkan, mendorong pertumbuhan ekonomi. Pada berbagai net-oil-exporting-countries seperti Rusia, Saudi Arabia dan Nigeria, terjadi penurunan pendapatan migas, harga saham jatuh, pasar uang gonjang-ganjing, neraca perdagangan terluka.

Instrumen kebijakan lazim kala normal harus ditambah instrumen kebijakan luar biasa (extraordinary measure) pada situasi luar-biasa, misalnya instrumen kebijakan ekonomi masa pandemi.

S e le n g k a p n y a . . .