Hampiran Pembentukan Teori Akuntansi


Sajian Dr Jan Hoesada

Berbagai hampiran (approach)  pembentukan / pengembangan teori akuntansi adalah (1) hampiran normatif, (2) hampiran deskriptif, (3) hampiran pengambilan keputusan dan (4) hampiran kesejahteraan dalam pengembangan teori akuntansi. 

Makalah berjudul Creating a Science of Accounting: accounting theory to 1970 disusun M J R Gaffikin menjelaskan bahwa proses peneorian sebagian besar bertujuan untuk memecahkan suatu masalah praktik, misalnya akuntansi untuk periode perubahan harga-harga umum karena inflasi, resesi dan disrupsi perekonomian. Tujuan teori adalah membentuk dasar bagi praktik berakuntansi nan baik, dengan demikian upaya pembangunan suatu teori bertujuan untuk pembangunan praktik berakuntansi. Sebelum abad 20, teori akuntansi lebih bersifat instruksi wajib dalam dunia akuntansi. Mulai abad 20, para pakar teori akuntansi menyediakan teori akuntansi sebagai basis/dasar/fondasi atau dasar pikiran para praktisi dalam memilih satu dari berbagai opsi pengakuan / perlakuan dalam  proses penyusunan LK umumnya, pemilihan opsi tertepat yang diizinkan standar akuntansi khususnya, digambarkan oleh kalimat separagraf dalam huruf tegak pada SAK. Sukses sebuah teori diukur oleh tingkat penerimaan teori tersebut oleh mayoritas dunia akuntansi. Sebagai contoh, teori catatan-awal ganda (double entry) mengganti kedudukan catatan-awal tunggal (single entry) dipandang sebagai asal mula akuntansi modern berterima dunia. Sebelum era akuntansi ilmiah, teori bersifat dogmatis dibangun berdasar suatu keyakinan, kharisma, jabatan dan indroktrinasi dan teori berbasis pengetahuan umum, pengamatan tidak ilmiah dan pengalaman yang bermuara menjadi postulat atau asumsi dasar. Pada era akuntansi ilmiah sejak tahun 1970, sebuah teori lahir dari studi empiris berbasis hipotesis.

Pada awalnya, hampiran induktif bersifat matematika melahirkan beberapa formula legendaris bahwa (1) aset = liabilitas + ekuitas, (2) operasi jurnal debit kredit secara aritmatis harus seimbang bermuara pada (3) Laporan Neraca (balance sheet) yang harus seimbang secara aritmatis. Hubungan dunia abstrak teori akuntansi dengan praktik nyata akuntansi dievaluasi secara sintaksis, semantik dan pragmatik. Sintaksis menggunakan silogisme atau hubungan logis antar pernyataan standar, hubungan semantik terbentuk dari hubungan antar kata, hubungan antar konsep, hubungan antara berbagai kenyataan, sementara aspek pragmatis atau praktis dari teori akuntansi menuntut agar suatu teori akuntansi berguna bagi praktik akuntansi. Para pakar akuntansi bermazhab teori akuntansi normatif seperti MacNeal (1939), Paton & Littleton (1940), Littleton (1953), Chambers (1966), dan Ijiri (1975) memberi tekanan dan fokus kerja mereka pada pembangunan berbagai prinsip akuntansi umumnya, aspek pengakuan dan pengukuran akuntansi khususnya, dengan basis asumsi berbeda-beda, menghasilkan berbagai ragam atau versi pengakuan dan pengukuran. Sebagai tokoh positivisme, Watts and Zimmerman (1986) menyatakan bahwa tugas teori akuntansi menjelaskan dan meramalkan praktik akuntansi dunia nyata, berbasis metode ilmiah (the scientific method) umumnya, ilmu fisika (physics), kimia (chemistry) dll khususnya. Para induktivist seperti Hatfield (1927), Littleton (1953), dan Ijiri (1975), etc mempelajari panorama praktik akuntansi dan mencoba menemukan dan merasionalisasi berbagai aspek praktik menjadi sebuah teori. Ijiri sengaja memilih hampiran induktif karena penalaran induktif mengambil hikmah perilaku terkandung dalam sistem yang sedang berlaku, yang bukan berarti ber-setuju dengannya, apalagi mempromosikan status-quo. Tujuan kegiatan induktif adalah untuk memicu gagasan; apakah terdapat kemungkinan perubahan penyempurnaan sistem yang berlaku. Berpijak pada kondisi nyata dilapangan, usulan perubahan berbasis proses induktif mempunyai peluang lebih baik untuk di terapkan, ketimbang usulan tanpa pengetahuan berhampiran induktif seperti halnya hampiran normatif.

Selengkapnya…